Translate

Sabtu, 30 Maret 2013

Akhlak Rasulullah SAW dalam Kehidupan Pribadi

1. Adab Rasulullah SAW Tidur:
            -Tidur awal &bangun awal
            -Doa sebelum tidur &setelah bangun
-Mimpi baik cerita & jelek diam
2. Adab Rasulullah SAW Makan dan Minum:
            -Basmalah saat mulai & hamdalah setelah usai
            -Tidak mencaci makanan
            -Makan saat perlu & berhenti sebelum kenyang
            -
3. Adab Rasulullah SAW Berbicara:
            -Jelas dan runut
سنن أبي داود - (ج 12 / ص 466)
عَنْ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ  ( كَانَ فِي كَلَامِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرْتِيلٌ أَوْ تَرْسِيلٌ(        
سنن أبي داود - (ج 12 / ص 467)
عَنْ عَائِشَةَ رَحِمَهَا اللَّهُ قَالَتْ كَانَ :( كَلَامُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلَامًا فَصْلًا يَفْهَمُهُ كُلُّ مَنْ سَمِعَهُ )
            -Bila duduk berceramah sering mengarahkan pandangan ke atas
سنن أبي داود - (ج 12 / ص 465)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ قَالَ ( كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جَلَسَ يَتَحَدَّثُ يُكْثِرُ أَنْ يَرْفَعَ طَرْفَهُ إِلَى السَّمَاءِ )
            -Memulai dengan tahmid
سنن أبي داود - (ج 12 / ص 468)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ( كُلُّ كَلَامٍ لَا يُبْدَأُ فِيهِ بِالْحَمْدُ لِلَّهِ فَهُوَ أَجْذَمُ )
4. Adab Rasulullah SAW dalam bergaul/memperlakukan orang lain
-Bila ada sesuatu yang tidak berkenan pada sahabatnya tidak langsung menegurnya, tetapi melalui perantara
سنن أبي داود - (ج 12 / ص 410)
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهِ أَثَرُ صُفْرَةٍ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَلَّمَا يُوَاجِهُ رَجُلًا فِي وَجْهِهِ بِشَيْءٍ يَكْرَهُهُ فَلَمَّا خَرَجَ قَالَ ( لَوْ أَمَرْتُمْ هَذَا أَنْ يَغْسِلَ ذَا عَنْهُ )
-Berbicara lembut walaupun kepada orang jahat selama demi kemaslahatan agama
سنن أبي داود - (ج 12 / ص 412)
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ اسْتَأْذَنَ رَجُلٌ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بِئْسَ ابْنُ الْعَشِيرَةِ أَوْ بِئْسَ رَجُلُ الْعَشِيرَةِ ثُمَّ قَالَ ائْذَنُوا لَهُ فَلَمَّا دَخَلَ أَلَانَ لَهُ الْقَوْلَ فَقَالَتْ عَائِشَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَنْتَ لَهُ الْقَوْلَ وَقَدْ قُلْتَ لَهُ مَا قُلْتَ قَالَ ( إِنَّ شَرَّ النَّاسِ عِنْدَ اللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ وَدَعَهُ أَوْ تَرَكَهُ النَّاسُ لِاتِّقَاءِ فُحْشِهِ )
-Memperhatikan pembicaraan lawan bicara dengan seksama.Tidak melepas jabat tangan sebelum dilepas.
سنن أبي داود - (ج 12 / ص 414)
عَنْ أَنَسٍ قَالَ : (مَا رَأَيْتُ رَجُلًا الْتَقَمَ أُذُنَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيُنَحِّي رَأْسَهُ حَتَّى يَكُونَ الرَّجُلُ هُوَ الَّذِي يُنَحِّي رَأَسَهُ وَمَا رَأَيْتُ رَجُلًا أَخَذَ بِيَدِهِ فَتَرَكَ يَدَهُ حَتَّى يَكُونَ الرَّجُلُ هُوَ الَّذِي يَدَعُ يَدَهُ )


Malu Itu Penting

Keutamaan rasa malu:
1. Rasa malu adalah penghalang manusia dari perbuatan dosa

2. Rasa malu merupakan salah satu cabang dari iman dan indikator nilai keimanan seseorang
Rasa malu adalah cabang dari iman. Seabagaimana Rasulullah saw menyatakan: “Iman terdiri dari enam puluh cabang lebih dan rasa malu sebagian cabang dari iman ( HR Bukhori)

            Dalam hadits lain dinyatakan: “iman dan rasa malu merupakan pasangan dalam segala situasi dan kondisi. Bila rasa malu tidak ada maka imanpun akan sirna”( HR Al Hakim)

3.Rasa malu adalah benteng akhir keislaman seseorang

4.Rasa malu merupakan akhlak yang sejalan dengan fitrah manusia
            Rasa malu sebagai hiasan semua perbuatan. Dalam hadits yang diriwayatkan Anas r.a. bahwa rasulullah saw telah bersabda: “Tidaklah ada suatu kekejian pada sesuatu perbuatan kecuali akan menjadinya tercela dan tidaklah ada suatu rasa malu pada sesuatu perbuatan kecuali akan menghiasinya.
(Musnad Ahmad)
Karakteristik rasa malu
            Diriwayatkan dari abdillah ibni Mas’ud r.a. ia berkata, Rasulullah telah bersabda pada suatu hari : “Milikilah rasa malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya.! Kami (para sahabat) berkata: Wahai rasulullah sesungguhnya kami alhamdulillah telah memiliki rasa malu. Rasulullah bersabda: “ Bukan sekedar itu akan tetapi barangsiapa yang melu dari allah dengan sesungguhnya, hendaknya menjaga kepalanya dan apa yang ada di dalamnya, hendaknya ia menjaga perut dan apa yang didalamnya, hendaknya ia mengingat mati dan hari kehancuran. Dan barangsiapa menginginkan akhirat ia akan meninggalkan hiasan dunia . Barangisapa yang mengerjakan itu semua berarti ia telah merasa malu kepada allah dengan sungguhnya.
(Musnad Ahmad)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar