Translate

Sabtu, 30 Maret 2013

hubungan kopetensi guru profesional guru dengan prestasi belajar siswa pada studi sejarah kebudayaan islam

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Di zaman modern sekarang ini, kemajuan ilmu dan teknologi mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia, baik sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial, adalah pendidikan. Kunci keberhasilan suatu negara adalah pendidikan, karena pendidikan merupakan cerminan maju mundrunya suatu negara.
Pendidikan didefinisikan oleh W.S Winkel sebagai “bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa agar dia mencapai kedewasaan” . Proses pendidikan dapat terjadi di lingkungan keluarga yang disebut dengan pendidikan informal, dan di lingkungan sekolah yang disebut dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diselenggarakan di semua satuan dan jenjang dimulai sejak pendidikan dasar, pendidikan tingkat pertama, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Dalam pendidikan formal adanya “proses belajar mengajar yang mengandung pengertian sebuah kegiatan yang integral (utuh terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar”.
Belajar mengajar adalah “suatu kegiatan yang edukatif”.  Bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dimana pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh siswa, akan tetapi siswa bukan hanya individu dengan segala keunikannya, mereka mahluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan antara siswa yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologi, dan biologis.
Setiap siswa mempunyai tipe belajar yang berbeda-beda, maka hal itu akan memunculkan berbagai persepsi mengenai kemampuan guru, kehususnya dalam proses belajar mengajar di kelas. Adapun persepsi di definisikan: “Tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, serapan. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya”.
Persepsi siswa yang akan menghasilkan kepercayaan terhadap kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar akan memberikan suatu motivasi belajar terhadap siswa, sehingga proses pembelajaran yang efektif dapat tercapai. Untuk menciptakan proses pembelajaran efektif guru harus membekali diri dengan aneka ragam pengetahuan dan keterampilan keguruan yang memadai yaitu sesuai dengan tuntutan zaman, serta sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Hal ini sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional yang terdapat dalam UUD SISDIKNAS, yaitu yang berbunyi:
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, dibutuhkan peranan guru yang mempunyai kemampuan, karena guru salah satu faktor penentu keberhasilan dalam setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru.
Sebagaimana dijelaskan dalam UU Guru dan Dosen tahun 2005 Bab IV, Pasal 8 bahwa: “Guru wajib memiliki kualifikasi kademik, kompetensi, sertifikasi pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.
Kemudian dijelaskan pada pasal 10 ayat 1 bahwa “Kompetensi guru meliputi kompetensi pendagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.
Dari penjelasan UU di atas jelas bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan dibutuhkan guru yan memiliki kompetensi profesional yang tinggi, disamping kompetensi-kompetensi lain. Oleh karena itu membangun diri untuk dapat menjadi guru yang mempunyai kompetensi profesional yang tinggi merupakan cita-cita yang amat mulia dan besar. Itulah yang seharusnya dikaji guru disetiap ada kesempatan dalam kegiatan pengembangan wawasan.
Agama Islam memandang pendidikan sebagai kebutuhan yang sangat penting. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya ayat Al-Qur’an yang menekankan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan. Allah SWT akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu, sebagaimana firman-Nya:
                
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” {Al Mujadalah: 11)

Dengan selalu mengkaji ilmu pengetahuan dan keterampilan keguruan yang lain, maka akan jelas sekali perbedaan antara guru yang berkemampuan dan guru yang tidak berkemampuan. Dengan begitu guru yang memiliki kompetensi akan lain dalam cara mengajarnya dengan guru yang tidak memiliki kompetensi. Hal ini sesuai dengan forman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Az-Zumar ayat 9:
         
"Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"

Adapun ilmu yang dimaksud disini bukanlah ilmu agama saja, melainkan semua macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi manusia di dunia maupun di akhirat, seperti ilmu alam, sosial, bumi dan sebagainya.
Kompetensi guru salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Oemar Hamalik mengatakan bahwa: ”Guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal”.   Hal ini tidak mudah dilakukan bila guru yang tidak memiliki kompetensi. Di sinilah kompetensi diperlukan dalam pengelolaan interaksi belajar mengajar. Bila seseorang guru berhasil mengelola interaksi belajar mengajar, tujuan instruksional pun akan tercapai. Keberhasilan ini akan terlibat dalam bentuk prestasi belajar siswa.
Adapun pengertian prestasi menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah adalah “hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara indivudual maupun kelompok”.
Setiap siswa ingin mendapatkan prestasi belajar yang baik pada seluruh mata pelajaran yang diajarkan, salah satunya pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah salah satu materi yang penting. Sejarah mengandung pengertian “catatan yang berhubungan dengan kejadian masa lampau yang diabadikan dalam laporan-laporan tertulis dan dalam lingkup yang luas”.   Dengan mempelajari materi ini siswa dapat mengetahui perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Nabi Muhammad dan para sahabat, kejayaan-kejayaan Islam di masa lalu, dll, sehingga timbul rasa kebanggaan pada diri siswa terhadap Islam.
Oleh karena itu, untuk mendukung keberhasilan belajar siswa guru diharapkan terus mengembangkan dan meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya yaitu dengan mengembangkan mutu, kualitas dan prilakunya.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, penulis berkeinginan untuk meneliti hubungan antara persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa. Adapun judulnya: HUBUNGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah
1.    Batasan masalah
Dalam penelitian ini penulis akan membatasi pembahasannya sebagai berikut:
a.    Kompetensi guru sejarah kebudayaan Islam dibatasi pada kompetensi profesional.
b.    Prestasi belajar yang dimaksud dalam penulisan skripsi ini ialah hasil belajar siswa dalam bidang studi SKI yang dapat dilihat dari nilai rata-rata nilai semester.
2.    Perumusan masalah
Masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini yaitu:
a.    Bagaimana kompetensi profesional guru pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam di MTs. Nurul Falah?
b.    Seberapa besar prestasi belajar yang diperoleh siswa dalam bidang studi SKI?
c.    Adakah hubungan antara kompetensi profesional guru dengan prestasi siswa dalam bidang studi SKI?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh penulis adalah:
a.    Untuk mengetahui bagaimana kompetensi profesional guru bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam di MTs. Nurul Falah Bogor.
b.    Untuk mengetahui berapa besar prestasi belajar yang diperoleh siswa dalam bidang studi SKI.
c.    Untuk mengetahui adakah hubungan antara kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi SKI.

D.  Manfaat  Penelitian
    Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran khususnya bagi para guru dan para tenaga kependidikan umumnya.
b.    Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana (S1) pada program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Agama Islam Al-Karimiyah Depok.

E.  Rumusan Hipotesis:
Dalam penelitian ini digunakan Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis alternative (Ha) dengan rumusan statistiknya yaitu:
Ho    : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kompetensi profesional guru dengan prestasi siswa.
Ha    : Terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi profesional guru dengan prestasi siswa.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar