قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى جَعَلَ مَا يَخْرُجُ مِنَ ابْنِ آدَمَ مَثَلاً لِلدُّنْيَا-الطبراني
Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menjadikan apa yang keluar dari (badan) anak Adam sebagai permisalan terhadap dunia.” (Ath Thabarani, dishahihkan oleh Al Hafidz As Suyuthi)
Al Allamah Al Munawi menjelaskan bahwa maksud dari “apa yang keluar dari anak Adam” adalah air kencing dan tinja.
Sedangan Az Zamakhsyari sendiri menjelaskan makna hadits ini, bahwa makanan meskipun manusia berpayah-payah dalam mengolahnya hingga bentuknya bermacam-macam dan menggugah selera, namun semua jenis makanan itu akhirnya berubah menjadi hal yang menjijikkan, demikian pula nasib dunia yang penuh dengan hal yang menggiurkan ini.
Maka Al Munawi menyimpulkan bahwa syahwat manusia terhadap dunia seperti syahwat manusia terhadap makanan yang akan sirna setelah makanan itu berada dalam perut. Demikian pula syahwat terhadap dunia, ia akan berubah manjadi hal yang dibenci dan menjijikan ketika seorang berada dalam proses kematian.
Selaras dengan hadits di atas, suatu saat seorang shufi berkata kepada para sahabat mereka,”Mari kita bertolak, agar aku memperlihatkan kepada kalian apa itu dunia.” Saat mereka sampai di sebuah tempat pembuangan sampah, shufi itu berkata,”Lihatlah, buah-buahan kalian, ayam-ayam kalian dan manisan-manisan kalian.” (lihat, Faidh Al Qadir, 2/274)
By : Hidayatullah.com
Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menjadikan apa yang keluar dari (badan) anak Adam sebagai permisalan terhadap dunia.” (Ath Thabarani, dishahihkan oleh Al Hafidz As Suyuthi)
Al Allamah Al Munawi menjelaskan bahwa maksud dari “apa yang keluar dari anak Adam” adalah air kencing dan tinja.
Sedangan Az Zamakhsyari sendiri menjelaskan makna hadits ini, bahwa makanan meskipun manusia berpayah-payah dalam mengolahnya hingga bentuknya bermacam-macam dan menggugah selera, namun semua jenis makanan itu akhirnya berubah menjadi hal yang menjijikkan, demikian pula nasib dunia yang penuh dengan hal yang menggiurkan ini.
Maka Al Munawi menyimpulkan bahwa syahwat manusia terhadap dunia seperti syahwat manusia terhadap makanan yang akan sirna setelah makanan itu berada dalam perut. Demikian pula syahwat terhadap dunia, ia akan berubah manjadi hal yang dibenci dan menjijikan ketika seorang berada dalam proses kematian.
Selaras dengan hadits di atas, suatu saat seorang shufi berkata kepada para sahabat mereka,”Mari kita bertolak, agar aku memperlihatkan kepada kalian apa itu dunia.” Saat mereka sampai di sebuah tempat pembuangan sampah, shufi itu berkata,”Lihatlah, buah-buahan kalian, ayam-ayam kalian dan manisan-manisan kalian.” (lihat, Faidh Al Qadir, 2/274)
By : Hidayatullah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar