قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا كَماَ يَمْشِي أَحَدُكُمْ إِلَى الْيَمِّ فَأَدْخَلَ أُصْبُعَهُ فِيْهِ فَماَ خَرَجَ مِنْهُ فَهُوَ فِي الدُّنْيَا –الحاكم
Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Tidaklah dunia bagi akhirat kecuali seperti salah satu dari kalian berjalan menuju samudera lalu ia memasukkan jarinya padanya, maka apa yang menetes darinya adalah untuk dunia.” (Riwayat Al Hakim dan beliau menshahihkannya)
Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Tidaklah dunia bagi akhirat kecuali seperti salah satu dari kalian berjalan menuju samudera lalu ia memasukkan jarinya padanya, maka apa yang menetes darinya adalah untuk dunia.” (Riwayat Al Hakim dan beliau menshahihkannya)
Manusia sendiri mengalami tiga fase kehidupan, kehidupan dunia dan kehidupan akhirat serta kehidupan di antara keduanya. Maka jika dibandingkan lama kehidupan dunia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan dua kehidupan setelahnya yang bersifat kekal.
Imam Al Munawi menjelaskan bahwa permisalan di atas adalah permisalan antara yang ghaib (akhirat) dengan yang hadir yakni lautan dan air yang menetas dari jari bertujuan untuk memudahkan pemahaman dalam menggambarkan keremehan dunia meski pada hakikatnya keremehan dunia terhadap akhirat jauh lebih rendah. (Lihat, Faidh Al Qadir, 5/517)
Ketika manusia akhirnya memahami dengan benar nilai dunia dibanding akhirat maka hal itu bisa mengingatkan dari keterlenaannya dari dunia dan sekaligus memotivasinya untuk meningkatkan amalan sebagai bekal kelak di akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar